Jangan Campurkan Susu dengan Teh


Selain air putih, teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Kandungan antioksidan, vitamin, dan komponen lain dalam teh membuat teh dipercaya sebagai minuman untuk meningkatkan fungsi imun dan mencegah kanker.

Beberapa penelitian juga menunjukkan teh bisa mencegah gigi berlubang, menjaga kadar gula darah, dan menyehatkan jantung.

Di banyak tempat, teh seringkali disajikan bersama dengan susu. Walau hasilnya lebih nikmat, tetapi penelitian menyebutkan menambahkan susu ke dalam teh bisa mengurangi kandungan berkhasiat dalam teh.

Dalam studi yang dipublikasikan di The European Heart Journal, para peneliti menguji 16 orang dewasa sehat yang diminta minum secangkir teh hitam, teh hitam dicampur sedikit susu tanpa lemak, serta air yang dimasak. Kemudian fungsi vaskular para responden diukur.

Jika dibandingkan dengan air, teh hitam secara signifikan meningkatkan fungsi arteri. Tetapi penambahan sedikit susu malah menyebabkan khasiat teh itu tidak tampak.

Para peneliti kemudian mengulanginya pada tikus dan mendapatkan hasil yang sama. Menurut para ahli, protein dalam susu akan mengikat dan menetralisir antioksidan dalam teh. Susu malah berbanding terbalik dengan manfaat teh bagi fungsi vaskular.

Kerugian tersebut bukan cuma disebabkan oleh susu sapi saja, tapi juga oleh susu kedelai. Protein dalam susu kedelai juga menetralisir antioksidan teh. Karena itu jika ingin mendapatkan manfaat kesehatan dari teh, mungkin teh dan susu sebaiknya diminum terpisah. 
Selengkapnya...

Ini Manfaatnya Bila Rajin Bangun Pagi

 
Jakarta, Bangun pagi mungkin menjadi pekerjaan sulit bagi orang yang tinggal di kota besar, karena kebanyakan justru kurang tidur dan tidur larut malam. Padahal ada banyak manfaat bila Anda rajin bangun pagi. Apa saja?

Bangun pagi tidak hanya membuat Anda lebih siap dan tidak terburu-buru menghadapi hari, tetapi juga memiliki banyak manfaat kesehatan.

Berikut beberapa manfaat yang diperoleh oleh orang yang rajin bangun pagi, seperti dilansir boldsky, Selasa (2/10/2012):

1. Olahraga pagi
Ketika Anda bangun pagi, Anda akan punya waktu lebih untuk berolahraga dan mengeluarkan keringat di pagi hari. Pagi adalah waktu terbaik untuk olahraga karena tubuh lebih segar dan otot-otot telah diberikan waktu untuk beristirahat selama tidur.

Pagi juga merupakan waktu terbaik untuk mendapatkan adrenalin, yang keluar saat olahraga, sehingga Anda merasa energik sepanjang hari.

2. Sarapan
Kebanyakan pekerja kerap melewatkan sarapan bukan karena terlalu 'sibuk' untuk sarapan, tapi karena tidak bangun cukup pagi. Anda perlu bangun lebih pagi agar punya waktu lebih untuk sarapan dan menyiapkan kebutuhan sehat di pagi hari. Sarapan adalah makan yang paling penting sepanjang hari.

3. Katakan 'tidak' untuk stres
Hormon stres bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis dan juga melemahkan sistem saraf. Jika Anda bangun lebih pagi, Anda akan dapat mengelola waktu sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan stres.

4. Suasana hati selalu baik
Orang yang bangun pagi cenderung lebih kecil mengalami perubahan suasana hati di pagi hari atau yang disebut 'early morning blues'. Bangun pagi akan membuat Anda selalu berada dalam suasana hati yang baik. Hal ini tentu akan membantu meningkatkan produktivitas kerja.

Sumber Selengkapnya...

Berjemur Bisa Kurangi Ngorok Saat Tidur

Clermont-Ferrand, Banyak manfaat yang bisa didapat dari hobi berjemur di bawah sinar matahari pagi. Sinar matahari dibutuhkan dalam proses pembentukan vitamin D, yang tak hanya baik untuk kulit dan tulang tapi juga bisa mengurangi dengkuran saat tidur.
Para peneliti dari University Hospital di Clermont-Ferrand, Prancis meyakini otot manusia juga butuh vitamin D untuk dapat bekerja dengan optimal. Tak terkecuali otot-otot pernapasan, yang melemah pada orang-orang dengan gangguan tidur suka mendengkur.

Melemahnya otot-otot pernapasan membuat rongga udara menyempit sehingga bergetar ketika dilalui udara. Getaran itu menimbulkan bunyi dengkuran, yang tak hanya mengganggu pasangan tidur tetapi juga berbahaya karena bisa memicu henti napas hingga 400 kali dalam semalam.

Kegemukan selama ini disebut-sebut sebagai salah satu faktor pemicu dengkuran, meski penyebab sesungguhnya tidak diketahui. Melemahnya otot-otot di sekitar tenggorokan merupakan penyebab lain yang diharapkan bisa diatasi lewat pemberian suplemen vitamin D.

Sinar matahari memang bukan sumber vitamin D, sehingga tidak memberikan manfaat secara langsung dalam mengatasi dengkuran. Namun sinar matahari sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan vitamin D, yang diolah dari provitamin D dalam makanan sehari-hari.

Beberapa makanan yang merupakan sumber utama vitamin D maupun provitamin D antara lain ikan salmon, bayam, kedelai dan jus jeruk. Susu dan berbagai produk olahannya seperti keju dan yoghurt juga termasuk sumber utama vitamin D yang mudah ditemui sehari-hari.

Untuk membuktikan manfaat vitamin D bagi otot, para peneliti kini tengah melakukan uji klinis terhadap 80 pasien dengan keluhan sering mendengkur. Selama kurang lebih 32 hari, sebagian pasien akan diberikan suplemen vitamin D dan sebagian lainnya diberikan plasebo.

(up/ir)
sumber
Selengkapnya...

Semua Vitamin Bisa Diserap Tubuh, Jeleknya Bisa Keracunan

Jakarta, Semua vitamin dan mineral yang dimakan manusia tidak pernah ditolak tubuh alias bisa dengan mudah diserap. Tapi risikonya jika vitamin dan mineral yang masuk itu kebanyakan bisa bikin keracunan.
Vitamin dan mineral sebenarnya sudah banyak terdapat dalam makanan, tapi kadang orang mengonsumsi suplemen untuk memenuhi asupan vitamin atau mineral tertentu.

Untuk melengkapi vitamin dan mineral itu, saat ini banyak dijual berbagai macam suplemen untuk memenuhi kebutuhkan mikronutrien. Tapi sebaiknya sebisa mungkin masyarakat mendapatkan mikronutrien tersebut dari bahan yang alami.

"Suplemen apapun yang ditelan tidak bisa ditolak sehingga semuanya diserap oleh tubuh, itu bisa berisiko terjadinya toksisitas atau keracunan. Tapi kalau dari makanan tidak," ujar dr Inge Permadhi, MS, SpGK dalam acara Nutritalk: Inspirasi Sehat Wanita Indonesia di Hongkong Cafe, Jakarta, Selasa (7/6/2011).

dr Inge menuturkan jika mikronutrien tersebut berasal dari makanan maka jika asupannya sudah cukup, secara otomatis mikronutrien ini akan dibuang sehingga tidak menyebabkan keracunan.

"Untuk itu saya menyarankan agar mengonsumsi dari sumber makanan yang sehat dan juga segar," ungkap dr Inge yang merupakan dokter spesialis nutrisi dari Departemen Ilmu Gizi FKUI.

Dalam menentukan pola makan yang sehat maka harus diperhatikan 3J yaitu Jumlah, Jadwal dan Jenis. Untuk menentukan jumlahnya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan dan juga kondisi tertentu. Untuk jadwal meliputi 3 kali makan besar dan 3 kali makan selingan (snack).

Sedangkan untuk jenisnya harus mencakup makronutrien (karbohidrat, protein dan lemak), mikronutrien (vitamin dan mineral), serat serta air yang komposisinya berdasarkan piramida makanan.

dr Inge menjelaskan misal untuk zat besi dibedakan menjadi dua yaitu heme iron (zat besi yang gampang diserap) bisa didapat dari hati ayam, kerang, daging merah dan ikan tuna, sedangkan non-heme iron (sulit diserap dan membutuhkan bantuan vitamin C dalam penyerapannya) bisa didapat dari kacang kedelai dan bayam.

Sedangkan untuk kalsium bisa didapat dari susu rendah lemak, keju, ikan terutama yang tulangnya bisa dimakan, brokoli dan kacang-kacangan. Untuk vitamin B bisa didapat dari sayuran berdaun hijau tua (bayam, brokoli, asparagus), kacang merah dan jeruk.

"Untuk vitamin D bisa didapat dari sinar matahari, kalau kita mau berjemur sebentar saja maka bisa mendapatkan vitamin D yang cukup. Vitamin D in diperlukan dalam proses penyerapan kalsium di dalam tubuh," ungkap dr Inge.
(ver/ir)
sumber
Selengkapnya...

23 Persen Pria Tidak Cuci Tangan Setelah Buang Air Kecil

img
foto: Thinkstock
New York, Untuk urusan buang air kecil, pria memang lebih jorok dibandingkan wanita. Selain tidak pernah cebok atau membersihkan alat kelamin, pria yang tidak pernah cuci tangan setelah buang air kecil jumlahnya lebih banyak dibandingkan wanita.

Fakta ini terungkap dalam survei yang disponsoriAmerican Society for Microbiology dan American Cleaning Institute akhir tahun 2010. Survei yang dilakukan melalui telepon itu melibatkan tak kurang dari 6.028 orang dewasa di seluruh Amerika Serikat.

Dalam survei tersebut, 77 persen pria mengaku rajin mencuci tangan setelah buang air kecil di toilet umum. Cukup banyak sebenarnya, namun tidak lebih banyak dibandingkan persentase wanita yang cuci tangan setelah buang air kecil yakni 93 persen.

Meski belum mencapai 100 persen, angka ini diklaim mengalami peningkatan dibandingkan pada survei sebelumnya yang dilakukan tahun 2007. Ketika itu, hanya 66 persen pria dan 88 persen wanita yang selalu cuci tangan setelah buang air kecil di toilet umum.

Secara keseluruhan jika tidak dibedakan jenis kelaminnya, 96 persen responden punya kebiasaan cuci tangan setelah buang air kecil. Jika kampanye nasional di Amerika Serikat mengenai pentingnya cuci tangan terus digalakkan, angka ini diyakini akan terus meningkat.

"Angka 96 persen adalah yang tertinggi sejak pertama kali survei ini dilakukan tahun 1996. Ketika itu angkanya hanya 68 persen, bahkan sempat turun menjadi 67 persen pada tahun 2000," ungkap Judy Daly, direktur mikrobiologi klinis Children's Primary Medical Center seperti dikutip dari USA Today, Senin (4/4/2011).

Menurut Daly, cuci tangan setelah buang air kecil terutama di toilet umum penting dilakukan untukmencegah penularan kuman penyakit. Berbagai benda di toilet yang dipegang banyak orang potensial menularkan kuman melalui tangan-tangan yang menyentuhnya.
Sumber: http://health.detik.com
Selengkapnya...

Senyum Palsu akan Memperburuk Suasana Hati


img
foto: Thinkstock
East Lansing, Michigan,Tersenyum bisa membuat seseorang menjadi lebih bahagia. Tapi hal ini tak sepenuhnya benar, karena senyum yang palsu justru bisa memperburuk suasana hati.

Senyum palsu yang dilakukan untuk menyembunyikan rasa ketidakbahagiaan justru bisa memperburuk suasana hati. Hal ini berdasarkan studi baru yang dilaporkan dalam Academy of Management Journal.

Dalam sebuah studi yang dilakukan selama 2 minggu peneliti melibatkan para pekerja seperti sopir bus, sopir taksi dan orang yang harus bekerja shift. Para partisipan ini diminta untuk tersenyum sepanjang melakukan pekerjaannya.

Diketahui ketika para pekerja tersenyum dengan pemikiran yang menyenangkan bisa meningkatkan suasana hatinya. Tapi ketika pekerja ini harus pura-pura tersenyum sepanjang harinya justru membuat mereka merasa lebih sedih dan tidak semangat bekerja.

"Mencoba menekan emosi positif dengan tersenyum hanya akan memperburuk masalah dan membuat seseorang bertambah depresi," ujar Brent Scott, PhD peneliti dari Michigan State University, seperti dikutip dari Menshealth, Kamis (31/3/2011).

Scott menuturkan jika seseorang berpura-pura tersenyum tanpa benar-benar merasa bahagia akan memicunya berpikir tentang emosi negatif sehingga membuatnya bertambah stres atau depresi.

"Cobalah untuk menemukan sesuatu yang positif dalam situasi tersebut agar bisa menghasilkan senyum yang nyata dan mengubah suasana hati. Bisa dengan cara membayangkan liburan, bermain poker bersama teman atau suasana membahagiakan lainnya," ungkap Scott.
(ver/ir) 


Selengkapnya...

Sayangi Jantung, Jangan Terlalu Sering Kerja Lembur


img
foto: Thinkstock
London, Pekerja keras selalu bekerja tak kenal waktu, bahkan jatah lembur pun dianggap sebagai rezeki tersendiri. Padahal terlalu sering kerja lembur juga punya risiko, yakni peningkatan risiko serangan jantung akibat stres yang tidak disadari. 

Sebugar-bugarnya tubuh dan pikiran manusia, jika diberi kesempatan untuk istirahat maka akan mengalami stres secara fisik maupun psikologis. Berbagai penelitian telah membuktikan, kortisol atau stres adalah salah satu pemicu serangan jantung. 

Penelitian terbaru yang dilakukan di University College Londonmengungkap, karyawan yang setiap hari bekerja lebih dari 11 jam lebih rentan mengalami serangan jantung. Risikonya sekitar 67 persen lebih tinggi dibandingkan karyawan yang bekerja 7-8 jam/hari. 

Kesimpulan itu diperoleh setelah para peneliti melakukan pengamatan terhadap 7.000 pegawai negeri sipil di London. Dalam pengamatan yang dilakukan selama 11 tahun tersebut, 192 orang mengalami serangan jantung dan sebagian besar karena bekerja lebih dari 11 jam/hari. 

Indeks massa tubuh (IMT), usia, tekanan darah dan kadar kolesterol memang mempengaruhi risiko serangan jantung. Namun stres akibat kerja lembur bisa meningkatkan risikonya sebesar 5 persen dan diperkirakan memicu serangan jantung pada 6.000 orang/tahun di seluruh dunia. 

"Temuan ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikannya, namun ini bisa menjadi peringatan bagi yang sering kerja lembur terutama yang sudah punya faktor risiko lainnya," ungkap Prof Mika Kivimaki yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/4/2011). 

Sama seperti di Indonesia, sebagian besar perusahaan di Inggris mempekerjakan karyawannya selama 7-8 jam/hari. Bila karyawan diperkerjakan lebih dari 11 jam/hari, disadari atau tidak kadar kortisol alias hormon stres bisa meningkat dan menjadi faktor risiko serangan jantung.


Sumber: http://health.detik.com
Selengkapnya...